Sebab Daya Pengaruh Pemimpin Melemah

 Sebab Daya Pengaruh Pemimpin Melemah

Source: unsplash.com

Nidaul Quran | Salah satu bukti kehebatan pemimpin adalah kekuatannya mempengaruhi dan menggerakkan anak buah untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Kekuatan yang lahir dari loyalitas dan kepercayaan, bukan dari jabatan struktural yang dipegangnya.

Kebanyakan, pemimpin formal menyandarkan pengaruhnya kepada jabatan struktural yang dipegangnya. Sementara pemimpin non-formal maupun informal menyandarkan daya pengaruhnya pada kuatnya kepercayaan dan loyalitas anggotanya.

Pemimpin non-formal dipilih karena karisma yang ada pada dirinya. Dia tidak tergantung pada kesempurnaan tubuhnya sebagaimana Gus Dur. Tidak tergantung pada jabatan struktural yang dipegangnya sebagaimana Habib Rizieq Shihab, yang mana beliau sebagai kyai sebuah pesantren.

Karenanya setiap pemimpin non-formal akan berupaya sekuat tenaga untuk menjaga karismanya dengan menjaga kepercayaan yang diberikan anggotanya. Dia sadar betul ada beberapa titik lemah yang bisa menggerus kepercayaan anggota diantaranya: 

Baca juga: Mewaspadai Melemahnya Kepercayaan

Lemahnya Integritas

Integritas seorang pemimpin bisa dilihat dari kesesuaian antara ucapan dan tindakan. Salah satu kebiasaan buruk pemimpin adalah terlalu sering dan mudah mengobral janji walaupun sebenarnya dia sendiri sudah meyakini tidak bisa mewujudkannya. Janji-janji manis itu dia lakukan untuk meyakinkan dan mendapatkan simpati dari orang yang dipimpinnya. Memang janji pemimpin itu bisa menjadi pisau bermata dua. Jika janji itu bisa dilaksanakan semuanya ataupun sebagian besar, maka akan bisa menguatkan kepercayaan dan loyalitas serta kecintaan dari anggotanya. 

Namun kondisi yang sebaliknya, kepercayaan kepada pemimpin akan pudar bahkan menghilang jika janji tersebut tidak terpenuhi. Masalah integritas ini bukan hanya akan menghilangkan kepercayaan namun yang lebih menakutkan lagi karena akan mendapatkan laknat dari Allah SWT, malaikat dan seluruh manusia. Rasulullah SAW telah mengingatkan kita dalam sabdanya: “Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia akan mendapat laknat Allah SWT, malaikat dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusannya.” (HR. Bukhari No. 6178 dan Muslim No. 1735)

Lemahnya Kredibilitas

Menurut Wikipedia, kredibilitas adalah suatu kemampuan, kualitas, atau kekuatan yang dapat menciptakan rasa kepercayaan. Kredibilitas menyangkut penguasaan ilmu dan pengetahuan sekaligus keterampilan teknis dalam menjalankan kepemimpinan. Salah satu kelemahan kebanyakan pemimpin adalah rasa gengsi dan ego yang menganggap dirinya mengetahui dan menguasai semua bidang dalam organisasi yang dipimpinnya. Akibatnya dia susah bekerja sama dalam sebuah teamwork. Dia tidak mudah percaya untuk mendelegasikan tugas/pekerjaan kepada anak buahnya. Padahal dengan dia mengurusi pekerjaan yang tidak punya basic ilmu dan pengetahuan yang mapan justru akan menggerus kepercayaan anak buahnya. Bahkan akan merusak dan menghancurkan organisasi yang dipimpinnya. 

Rasulullah mengingatkan hal tersebut dalam sabdanya: “Jika Amanah telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya: “Bagaimana maksudnya Amanah disia-siakan?” Nabi SAW menjawab: “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulan kehancurannya.” (HR Bukhari)

Lemahnya Akuntabilitas

Menurut Adisasmita (2011:30) pengertian akuntabilitas adalah instrumen pertanggungjawaban atas konsep keberhasilan dan kegagalan tugas pokok serta fungsi organisasi. Seringkali seorang pemimpin memberikan tugas dan pekerjaan kepada anak buah dengan tidak menyertakan instrumen yang jelas untuk mempertanggungjawabkan hasil kinerjanya. Karena ketidakjelasan instrumen yang dipakai untuk menilai kinerja, seringkali dalam melakukan evaluasi kinerja anak buahnya lebih didasarkan pada perasaan like and dislike

Baca juga: Mendidik Anak secara Bertahap

Anak buah yang telah bekerja dengan sungguh-sungguh dan kinerjanya baik, bahkan bisa melebihi target tetap saja dianggap tidak berhasil hanya karena dia sering mengkritisi kebijakan pemimpin. Sebaliknya, anak buah yang bisa mengambil hati pemimpinnya akan selalu mendapatkan penilaian bagus, walaupun kinerjanya tidak memenuhi target yang ditetapkan sendiri. Jika sikap dan perilaku pemimpin yang seperti ini tidak segera diperbaiki akan menyebabkan tingkat kepercayaan anak buah akan menurun bahkan hilang.

Dari tiga titik lemah; integritas, kredibilitas, dan akuntabilitas akan berpengaruh pada keteladan seorang pemimpin di mata anak buahnya. Tidak adanya keteladanan akan berpengaruh pada hilangnya kepercayaan di hadapan anak buahnya. Pada akhirnya pemimpin tersebut tidak bisa mempengaruhi dan menggerakkan anggotanya untuk merealisasikan program dan pekerjaan yang ditetapkan sebagai upaya untuk merealisasikan tujuan organisasi.

[]

Redaktur: Luthfi Nur Azizah

M. Agung Suryantoro, SE

M. Agung Suryantoro, SE

Direktur Prozis Ibnu Abbas | Praktisi Gerakan Sadar Zakat

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini