Doa: Senjata Orang Beriman untuk Meraih Pertolongan dan Kekuatan Allah

 Doa: Senjata Orang Beriman untuk Meraih Pertolongan dan Kekuatan Allah

Source: Bing Image

Oleh: KH. Muh. Mu’inudinillah Basri, Rahimahullah

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: “Jika hamba-Ku bertanya kepada-Ku bertanya tentang Aku sesungguhnya Aku dekat, aku mengabulkan doa orang yang berdoa jika berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mengindahkan untuk-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah 186)

Semua makhluk merasakan kelemahan dirinya yang serba kekurangan. Allah Maha Kuat lagi Maha Sempurna dan mempersilakan hamba-Nya untuk berdoa dan meminta kepada-Nya. Allah menjajikan akan mengabulkan doa mereka, sebab Dia Maha berkuasa untuk mengabulkan doa.

Ikatan kuat hamba dengan Allah saat hamba dalam kondisi yang sangat fakir dan lemah. Allah sangat kaya dan kuat, sehingga setiap hamba sangat membutuhkan-Nya. Dan Allah sangat senang jika hamba yang fakir kemudian taat (beriman) dan beribadah kepada-Nya.

Doa adalah senjata dan kekuatan orang beriman dalam mencapai semua tujuan. Selain itu, doa dapat menghindarkan semua bahaya bahkan menghilangkannya. Melalui doa, Nabi Ibrahim Alaihi Salam mendapat karunia putra dalam usia beliau yang sangat sepuh (tua).

Demikian pula Nabi Zakaria dan Nabi Harun menjadi Nabi berkat doa Nabi Musa. Selamatnya Ashabul Kahfi dari penguasa zalim dengan cara berdoa kepada Allah Swt.

Doa kepada Allah pada prinsipnya adalah dikabulkan, sebab sudah menjadi ketetapan-Nya. Allah berfirman: “Berdoalah kepada Kami pasti Kami ijabahi kalian”. Pengabulan doa sudah menjadi sunnatullah, terlebih doa orang yang sangat terdesak, dan terjepit. Sebagaimana Allah katakan: “Maka siapa yang mengabulkan orang yang terjepit jika berdoa kepada-Nya, dan Dia menyingkap bahaya (yang menimpanya)”.

Hanya saja pengabulan doa ada dua syarat. Pertama, istijabah (merespon baik) panggilan Allah dengan menjalani segara perintah-Nya. Kemudian, meninggalkan dan menjauhi yang dilarang oleh Allah serta komitmen dengan aturan dan batas-batas Allah. Di antara yang perlu diistijabahi dari perintah Allah ibadah shalat, zakat, infak, puasa, amar ma’ruf nahi munkar, berpegang teguh terhadap syariat Allah, dan memakan makanan yang halal.

Selanjutnya istijabah dengan meninggalkan semua larangan-larangan Allah dari dosa-dosa besar maupun kecil. Adapun di antara dosa-dosa besar yakni zina, judi, korupsi, khamr, narkoba, mengambil wali dari orang kafir, sihir, syirik, dan durhaka terhadap orang tua.

Kemudian, syarat kedua yakni beriman (yakin) dengan janji Allah Swt. Beriman di sini maksudnya ialah iman kepada Allah, iman kepada keesaan Allah, keagungan-Nya, kesempurnaan-Nya, iman kepada kebenaran janji-Nya, iman kepada surga dan neraka, iman kepada kebenaran syari’at Islam, dan kepada Risalah Nabi Muhammad Saw. Iman tersebut diungkapkan dalam lisan, diyakini dalam hati, dan dibuktikan dalam amal perbuatan.

Oleh karena itu, jika ingin dikabulkan doa, maka buktikan iman kepada Allah dengan menegakkan syari’at, taqarrub melalui shalat, dzikir, shalawat kepada Allah, dan menegakkan adab Islami dalam tingkah laku. Selain itu juga diperlukan mu’amalah dalam kemasyarakatan dan negara. Sebagai hamba Allah maka buktikan dengan taat terhadap syariat-Nya. Allah pasti menjamin semua kesuksesan dan kebahagiaan dunia-akhirat.

Allah berfirman dalam surah Al- A’raf ayat 97: “Kalaulah penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa kepada Allah, sungguh kami bukakan kepada mereka keberkahan langit dan bumi”.

Kemudian dalam surah Al-Maidah ayat 66, Allah sudah mengingatkan kepada bani Israil: “Dan kalaulah mereka menegakkan taurat dan injil dan apa yang Allah turunkan kepada mereka niscaya mereka diberikan rizki dari atas mereka dan dari bawah mereka”.

Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah sudah menjajikan dan ingin melihat bukti dari hamba-Nya, apakah mereka membenarkan janji-Nya? Dengan merealisasikan syarat-syarat pengabulan doa tersebut.

Ini rumus qadha dan qadar yang lebih akurat dari rumus matematika, dan bagi yang sudah membuktikan akan merasakan manisnya realisasi janji Allah swt.

Untuk itu, dengan terpenuhinya dua syarat doa yakni istijabah dan iman, pasti doa akan diterima dan dikabulkan dalam salah satu dari tiga bentuk pengabulan doa.

Pertama, ijabah langsung seperti yang diterima. Kedua, dikabulkan dalam bentuk kemuliaan dan keutamaan pahala di akhirat. Ketiga, dijadikan penjaga bagi yang berdoa untuk penolak bala’ yang akan terjadi atas orang yang berdoa. [Ed: Riki Purnomo]

*)Pernah dimuat di majalah Nidaul Quran

KH. Muhammad Mu'inudinillah Basri

KH. Muhammad Mu'inudinillah Basri

Muassis PPTQ Ibnu Abbas Klaten

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini