Kekuatan Doa Kunci Mengawal Generasi

 Kekuatan Doa Kunci Mengawal Generasi

nidaulquran.id-Mengawal generasi di era digital saat ini sangatlah tidak mudah. Era di mana tantangannya sangat kompleks; anak tumbuh dengan gawai dan media sosial, krisis akhlak, pergaulan bebas, gaya hidup hedonis, individualistis, permisif, disrupsi informasi, depresi, kecemasan dan kehilangan makna hidup pada anak dan remaja menjadi tantangan besar. Tantangannya, bagaimana kita sebagai orang tua, guru, pengelola lembaga pendidikan menyikapi hal ini?

Dalam salah satu ceramahnya  K.H. Muhammad Uqbah Aziz, Lc., M.H hafidzahullah menyatakan kalimat yang sangat bermakna bahwa doa adalah puncak dari seluruh ilmu parenting. Ungkapan tersebut terasa sangat sederhana, akan tetapi mengandung makna yang sangat dalam. Karena sehebat seseorang diberikan ilmu dan strategi mendidik anak mulai dari psikologi perkembangan, manajemen emosi, komunikasi yang efektif semua bermuara pada satu titik yaitu: doa.

Doa merupakan bahasa hati yang menghubungkan antara seorang hamba dengan Rabb-Nya. Ia bukan hanya alat untuk meminta, akan tetapi juga sebagai bentuk penyerahan total kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Di dalam sebuah doa juga tersimpan sebuah harapan, kerendahan hati, serta keyakinan bahwa tidak ada daya atau kekuatan selain dari kekuatanNya.  Allah Subhanahu wata’ala menyatakan: 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Al Mu’min: 60)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ayat ini menjadi bukti nyata bahwa Allah mencintai hamba-hambaNya. Dia menganjurkan kepada para hambaNya untuk berdoa kepadaNya dan Dia menjamin akan memperkenankan permintaan mereka, sebagaimana yang dikatakan Sufyan Ats-Tsauri,”Wahai hamba yang paling dicintai olehNya, karena dia selalu meminta kepadaNya dan banyak meminta kepadaNya. Wahai hamba yang paling dimurkai olehNya, karena dia tidak pernah meminta kepadaNya, padahal tidak ada seorang pun yang demikian selain Engkau, ya Tuhanku” Pendapat ini diriwayatkan Ibnu Abu Hatim. 

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;  

يقول – صلى الله عليه وسلم – “أنا دَعوةُ إبراهيمَ

Rasulullah ﷺ bersabda: “Aku adalah doa Nabi Ibrahim”. Nabi Muhammad merupakan buah doa kekasih Allah (khalilullah) Nabi Ibrahim yang diabadikan Allah dalam surat Al Baqarah ayat 129: 

رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Artinya: Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Fudhail bin Iyadh rahimahullah seorang ulama besar dan ahli ibadah telah berupaya maksimal mendidik anaknya yang bernama Ali. Ia berharap anaknya menjadi anak yang wara’ dan bertakwa, namun dirinya sadar bahwa tanpa pertolongan Allah akan sulit mewujudkan keinginannya. Maka ia pun mengadu dan memohon kepadaNya: 

اللهم إنك تعلم أني اجتهدت في تأديب ولدي [علي] فلم أستطع، اللهم فأدبه لي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu bahwa aku telah bersungguh-sungguh dalam mendidik anakku Ali, namun aku tak mampu. Ya Allah, didiklah dia untukku”.

Beliau ulama besar, namun merasa tidak mampu mendidik anaknya. Muhasabah untuk diri kita hari ini, bisa mempertanyakan kepada diri kita masing masing; siapakah kita? Kalau ulama besar pun, ia merasa sangat lemah, ketidakmampuannya dalam mendidik anak. Ia berdoa kepada Allah Subhahanu wata’ala. Maka hal ini menjadi inspirasi bagi orang tua, atau pendidik  untuk senantiasa mendoakan kebaikan anaknya atau anak-anak didiknya. Jangan sekali kali mendoakan keburukan bagi mereka. Semua polah tingkah anak anak kita, doakan selalu mereka dalam kebaikan dan keberkahan. Yakinlah bahwa kelak mereka menjadi anak shaleh yang akan berkhidmah untuk umat dan agama ini. 

Abu Bassam dalam bukunya The Art of Life mengungkapkan bahwa memberi adalah kualitas diri. Kalaupun belum mampu memberi dengan harta, power of giving kita adalah memberikan bantuan tanpa pamrih. Kalaupun tangan kita tidak terlalu panjang untuk bisa memberi, layangkanlah doa terbaik kita kepada orang lain. Karena doa terbaik pun termasuk pemberian terbaik dan malaikat pun akan mengamini apa yang kita doakan. Maka bermudah mudahlah memberikan doa terbaik untuk anak anak kita, anak anak didik kita, guru guru kita, rekan kerja, tetangga, dan orang orang yang  kita kenal. Jangan pelit mendoakan orang lain! Yakinlah bahwa doa kebaikan yang kita berikan kepada orang lain akan kembali kepada kita.

Dalam satu kesempatan ceramahnya KH. Syihabuddin hafidzahullah, mengungkapkan bahwa ibu Nyai Sudarmi yang melahirkan KH. Ahmad Sahal. KH. Zaenuddin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi (Trimurti) selalu meminta doa kepada setiap orang yang ditemui; “ doakan ya, semoga anak saya jadi kyai”. Dalam redaksi yang lain, Beliau juga membawa anak-anaknya menghadap ulama dan meminta doa restu para ulama dan tokoh masyarakat. Ini menunjukkan bahwa doa dari orang shalih/ ulama sangat dibutuhkan. Kekuatan doa dan mujahadah menjadi kekuatan utama dalam mempertahankan pondok Gontor hingga exist sampai saat ini. Nyai Sudarmi mengajarkan kita bahwa  doa dan restu mengajarkan bahwa doa dan restu orang orang yang shalih sangat penting dalam proses sebuah perjuangan besar agar mendapatkan keberkahan dan kemenangan dari Allah.

Berikut ini contoh doa-doa nabi Ibrahim, doa di dalam al Quran dan doa yang baik yang bisa kita amalkan dalam mendoakan anak anak kita, seluruh dzurriyah kita serta anak anak didik kita semoga senantiasa dalam ta’diib dan penjagaan Allah;

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Artinya: “Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh (QS. Ash Shaffat: 100)”.

رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

Artinya: “Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa (QS. Ali Imran: 38)”.

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: “Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (QS. Al-Baqarah: 128)”.

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ

Artinya: “Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (QS. Ibrahim: 40)”.

رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ

Artinya: “Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari berhenti) (QS. Ibrahim: 40)”.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (QS. Al Furqon; 74)”.

رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ ۖ إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Artinya: “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (QS. Al-Ahqof; 15)”.

اللَّهُمَّ اجْعَلِ ٱلْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجَلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي وَغَمِّي

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an sebagai musim semi hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku, dan pelenyap kegelisahan serta kesusahanku.”

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا

Artinya: “Ya Allah, karuniakanlah ketakwaan kepada jiwaku, dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya. Engkaulah pelindung dan penolongnya”. 

اللَّهُمَّ ارْزُقْهُمْ الْحِكْمَةَ وَالْعِلْمَ النَّافِعَ، وَزَيِّنْهُمْ بِخُلُقِ الْحِلْمِ، وَأَكْرِمْهُمْ بِالتَّقْوَى، وَجَمِّلْهُمْ بِالْعَافِيَةِ

Artinya: “Ya Allah, karuniakanlah kepada mereka hikmah dan ilmu yang bermanfaat. Hiasilah mereka dengan sifat lemah lembut dan kesabaran, muliakanlah mereka dengan ketakwaan, dan indahkanlah mereka dengan kesehatan serta keselamatan (‘afiyah)”.

اللَّهُمَّ يَا مَنْ لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ، نَسْتَوْدِعُكَ أَنْفُسَنَا، وَأَهْلَنَا، وَأَوْلَادَنَا، وَدِينَنَا، وَأَمْوَالَنَا، وَخَوَاتِيمَ أَعْمَالِنَا، فَاحْفَظْنَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِينَ

Artinya: “Ya Allah, wahai Dzat yang tidak akan pernah menyia-nyiakan titipan apa pun yang dipercayakan kepada-Mu. Kami titipkan kepada-Mu diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, agama kami, harta kami, dan penutup amal kami. Maka jagalah kami, wahai Dzat Yang Maha Menjaga, sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih”.

 اللَّهُمَّ فَقِّهْهُمْ فِي الدِّينِ، وَعَلِّمْهُمُ التَّأْوِيلَ، وَزَيِّنْهُمْ بِالْأَخْلَاقِ الْكَرِيمَةِ، وَالصُّوَرِ الْجَمِيلَةِ ذِي الْهَيْبَةِ

Artinya: “Ya Allah, berilah mereka pemahaman yang mendalam tentang agama, ajarilah mereka tafsir dan penakwilan yang benar, hiasilah mereka dengan akhlak yang mulia, dan jadikanlah rupa mereka indah serta penuh kewibawaan”.

Referensi:

Al-Quranul Karim

Hosni, A. F. (2020). Iman sebelum Al-Qur’an. Lembaga Ladang Kata.

https://tafsirweb.com/8872-surat-al-mumin-ayat-60.html

Oemar Mita, A. B. (2024). The Art of Life. Bassam Publishing.

Kusyaeni, S.Pd.I., M.Pd.

Kusyaeni, S.Pd.I., M.Pd.

Pemerhati Pendidikan Adab i Kepala Kuttab Ibnu Abbas Klaten

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini