Menteri Agama: Peringatan 1 Muharram Jadi Panggung Aksi Sosial dan Seruan Perdamaian Dunia
Pesan Kuat Ustadz Adi Hidayat: Jangan Lewatkan Muharram Tanpa Muhasabah

muhammadiyah.or.id
nidaulquran.id-Menyambut datangnya bulan Muharram, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk menjadikan momen tahun baru Hijriah sebagai waktu terbaik untuk muhasabah dan hijrah menuju kehidupan yang lebih bermakna. Hal itu disampaikannya dalam ceramah yang disusun dari refleksi mendalam atas nilai waktu dan makna kesucian bulan-bulan mulia dalam Islam.
Menurutnya, perjalanan waktu dari hari ke bulan, dan dari bulan ke tahun, seharusnya tidak hanya menjadi hitungan kalender semata, melainkan juga pengingat akan perjalanan hidup yang pada akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. “Dunia ini tempat sementara. Apa yang sudah kita siapkan untuk kehidupan setelahnya?” ujar Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya.
Ia menyoroti bahwa banyak orang begitu bersungguh-sungguh mengejar kenyamanan dunia—dari pendidikan hingga pekerjaan—namun seringkali melupakan persiapan untuk kehidupan yang abadi. Karena itu, ia mengajak umat untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap semua aktivitas kehidupan: apakah sudah mengarah pada keridhaan Allah, atau justru menjauh dari-Nya.
Bulan Muharram, lanjutnya, adalah waktu yang Allah ciptakan sebagai momen istimewa untuk memperbaiki kehormatan diri. Kata “Muharram” berasal dari akar kata “hurmah,” yang berarti kehormatan. Larangan-larangan dalam Islam—seperti berbohong, mencuri, dan korupsi—disebut muharramat karena perbuatan itu merusak kehormatan manusia di hadapan Tuhan dan sesama.
Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah senantiasa memberi ruang perbaikan. Maka, Muharram bukan sekadar bulan pertama dalam kalender Hijriah, tetapi juga momentum koreksi total. “Hijrah sejati bukan hanya berpindah tempat, tapi berpindah dari hal-hal yang buruk menuju kehidupan yang lebih baik dan mulia,” jelasnya.
Ustadz Adi Hidayat juga menekankan keutamaan empat bulan mulia dalam Islam yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Di bulan-bulan ini, umat Islam diperintahkan untuk menjauhi dosa dan memperkuat akhlak. Ia menambahkan, akhlak adalah cermin keberhasilan ibadah. “Shalat yang benar akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar,” tegasnya.
Mengakhiri tausyiah, beliau memohon maaf jika ada tutur kata yang kurang berkenan dan mengajak seluruh umat untuk mengisi tahun baru ini dengan meningkatkan takwa, saling mendoakan, serta memperkuat persatuan bangsa. Ia juga menyampaikan harapan untuk kemerdekaan Palestina, keamanan Masjid Al-Aqsa, dan kedamaian dunia. “Semoga tahun ini membawa keberkahan bagi umat, bangsa, dan seluruh manusia di bumi,” pungkasnya.