Wisuda 1.700 Santri Tahfidz di Festival Al-Qur’an V Klaten, Upaya Membentuk Pemimpin Bertauhid
Harga Diri dan Depresi

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (Q.S At-tin : 4)
Di dalam setiap diri individu manusia tentu memiliki unsur cipta, rasa dan karsa. Dengan adanya berbagai macam unsur tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk hidup lain di bumi ini.
Allah SWT menciptakan manusia tidak hanya memiliki insting dan naluri saja, akan tetapi diberikan akal supaya bisa berbuat bijak di dalam kehidupannya. Tentu dengan akal inilah manusia menjadi makhluk superior karena bisa mengolah setiap kejadian dan peristiwa yang menimpanya.
Akal menjadi sistem nilai bagi diri manusia untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Meskipun demikian, tidak jarang juga kita menemui individu yang tidak bisa mengendalikan diri lantaran berbagai faktor yang membelenggunya.
Kehidupan manusia selalu tidak luput dari permasalahan, karena hidup adalah rentetan masalah yang tak kunjung usai sampai batas ruh terpisah dari raga. Manusia selalu memiliki harga diri yang dijunjung tinggi dengan harapan selalu diakui oleh keluarga, orang lain dan lingkungan masyarakat sekitar.
Harga diri membuat manusia rela mati-matian untuk menjaganya agar tidak merasa diinjak-injak oleh pihak lain. Banyak sekali kasus konflik, perseteruan, perkelahian sampai perdebatan yang berakhir dengan menempuh jalur hukum karena pihak-pihak yang kekeh dalam menjaga harga dirinya. Alhasil, dengan adanya kasus-kasus tersebut malah menimbulkan suatu permasalahan yang baru yaitu kesedihan.
Setiap individu dapat mengalami kesedihan dan kebahagiaan. Salah satu kondisi emosi yang mungkin dialami adalah depresi, yaitu salah satu kondisi psikologis yang paling umum selama masa hidup normal yang ditandai dengan banyaknya rasa kehilangan dan kekecewaan.
Nevid, Greene, Johnson & Taylor juga mengungkapkan, Depresi dapat menimbulkan kesulitan berkonsentrasi, mempengaruhi fungsi sosial, dan kesulitan dalam penyesuaian diri, bahkan bisa mengarah pada perilaku bunuh diri bagi individu yang mengalami depresi yang berat.
Harga diri individu bisa berasal dari dukungan keluarga, kompetisi, penampilan, nilai moral dan penghargaan dari orang lain. Individu dapat mengalami peningkatan harga diri karena adanya kesuksesan dalam aspek yang bersangkutan, sementara kegagalan dapat menimbulkan penurunan dalam harga diri.
Harga diri seseorang merupakan cermin bagaimana orang lain memandang dirinya atau nilai lebih yang diberikan orang lain pada dirinya sebagai manusia. Santrock mengungkapkan, harga diri merupakan dimensi penilaian global mengenai diri. Pendapat senada dikemukakan oleh Pervin (1984), harga diri merupakan penilaian penghargaan seseorang terhadap dirinya.
Menurut Coopersmith (1967) harga diri merupakan penilaian atau evaluasi mengenai dirinya sendiri, evaluasi itu dinyatakan dalam sikap menerima atau menolak diri sendiri yang ditandai dari sejauh mana individu itu yakin bahwa memiliki kemampuan, individu itu penting, individu itu berhasil dan berharga.
Harga diri diwujudkan dalam bentuk penilaian subjektif berbentuk kata-kata dan ekspresi tingkah laku. Self-esteem yang rendah akan berdampak negatif karena bisa mempengaruhi penampilan individu tersebut.
Karakteristik harga diri pada individu ada yang tinggi maupun rendah. Individu dengan harga diri tinggi, cenderung puas dengan karakter dan kemampuan diri, adanya penerimaan dan penghargaan diri positif, memberikan rasa aman dalam menyesuaikan diri, bereaksi terhadap stimulus pada lingkungan sosial. Individu dengan harga diri yang tinggi lebih bahagia dan lebih kuat dalam menghadapi tuntutan lingkungan daripada individu dengan harga diri yang rendah. Individu dengan harga diri yang tinggi lebih asertif, tegas, mandiri, dan kreatif.
Individu dengan harga diri yang rendah kurang bisa menerima kenyataan hidup, dimana seharusnya individu tersebut bersifat lebih fleksibel, imajinatif, dan mampu untuk menemukan solusi tepat dari sebuah masalah. Individu dengan harga diri rendah mungkin terlibat dalam aktivitas yang menyimpang dan memiliki masalah psikologis.
Individu dengan harga diri yang tinggi secara umum memiliki pengetahuan mengenai dirinya yang lebih baik daripada individu dengan harga diri yang rendah. Harga diri yang tinggi berhubungan dengan keaktifan individu dalam berinteraksi, memiliki sikap yang optimis, dan memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik.
Sebaliknya, individu dengan harga diri yang rendah seringkali merasa tidak memiliki kemampuan dan tidak cakap dalam menghadapi masalah, berharap untuk gagal, dan seringkali putus asa sehingga berakibat mengalami kegagalan dalam kehidupan.
Harga diri adalah evaluasi terhadap diri sendiri mengenai secara keseluruhan seseorang merasa baik atau buruk, sebagai suatu yang dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis individu. Individu dengan harga diri tinggi cenderung merasa puas dan bangga dengan dirinya, lebih sering mengalami perasaan senang dan bahagia, dapat menerima kegagalan dan bangkit dari kekecewaan akibat gagal, memandang hidup secara positif dan mengambil sisi positif dari kejadian yang dialami, optimis dan mengambil resiko, serta berfikir konstruktif.
Jadi dapat disimpulkan harga diri merupakan suatu penilaian subjektif yang dibuat mengenai dirinya sendiri bisa berbentuk positif atau negatif. Apakah individu tersebut merasa bahwa dirinya berharga, penting, mampu dan memiliki arti bagi orang lain, yang berasal dari berbagai sumber baik internal maupun eksternal seperti dukungan keluarga, kompetisi, penampilan fisik, anugerah Allah SWT, nilai moral, penghargaan dari orang lain, hubungan persahabatan dan interaksi sosial terhadap orang lain.
Islam mengajarkan untuk selalu memiliki rasa optimis dan pemikiran positif dalam setiap kejadian diri pribadi baik dalam bentuk kebahagiaan maupun kesedihan.
Semoga kita senantiasa dapat menjaga harga diri dan mendapatkan hidayah berupa solusi di setiap permasalahan agar meminimalisir depresi yang memberatkan kehidupan kita. Amin, Wallahu’alam bishawab.