Komitmen dan Janji Harus Ditepati Pemimpin

 Komitmen dan Janji Harus Ditepati Pemimpin

Ilustrasi Muslim Leaders (Credit: Bing AI)

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar menjelaskan tentang panggilan penting kepada orang-orang beriman yang terdapat di dalam QS. Al-Maidah ayat 1 Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, penujilah janji-janji!” Yogyakarta pada sabtu (16/11) dikutip dari muhammadiyah.org.id.

Seruan kepada kaum mukmin ini bukan hal yang langka dalam Al-Qur’an, tercatat sebanyak 89 kali dalam 20 surah, dengan Surah Al-Maidah sebagai pemegang rekor seruan terbanyak, yakni 16 kali. Menurut Syamsul, intensitas seruan ini mengindikasikan urgensi pesan yang disampaikan, terutama dalam kaitannya dengan pemenuhan janji, yang merupakan fondasi kehidupan bermasyarakat.

Kata “al-‘uqūd” yang berarti “janji” menjadi pusat pembahasan. Janji ini mencakup tiga dimensi utama: hubungan kosmik manusia dengan Allah, komitmen manusia dengan sesama, dan janji terhadap diri sendiri, seperti nazar.

Syamsul menegaskan, pemenuhan janji bukan sekadar ekspresi kesalihan pribadi, tetapi juga kesalihan sosial. Dalam konteks masyarakat, pemenuhan janji adalah landasan kepercayaan antarindividu yang menjadi penanda peradaban maju. Ketika masyarakat saling memegang komitmen, kehidupan bersama menjadi lebih kondusif dan harmonis.

Pandangan ini diperkuat oleh Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Muhamad Rofiq Muzakkir, yang menghubungkan konsep pemenuhan janji dengan teori kontrak sosial dalam tradisi pemikiran Barat modern. Dalam pemikiran Jean-Jacques Rousseau, kontrak sosial menjadi dasar legitimasi kepemimpinan dan otoritas.

Dalam masyarakat yang penuh ketidakteraturan, pengakuan terhadap otoritas pemimpin diperlukan untuk menciptakan ketertiban. Filosofi ini sejalan dengan pesan QS. Al-Maidah ayat 1, yang tidak hanya menyeru individu tetapi juga pemimpin untuk memegang teguh janji, termasuk janji publik yang diikrarkan melalui proses baiat atau sumpah jabatan.

Dimensi praktis dari ayat ini pun relevan dalam kehidupan modern. Ketertiban publik, mulai dari ketaatan terhadap aturan lalu lintas hingga disiplin di tempat kerja, mencerminkan pemenuhan kontrak sosial. Etika publik yang baik adalah salah satu wujud nyata implementasi pesan ini. Dalam lingkup kepemimpinan, pemimpin yang melanggar sumpahnya mencederai kepercayaan publik dan merusak tatanan sosial yang dibangun di atas komitmen bersama.

Al-Maidah ayat 1 menjadi pijakan penting dalam membangun masyarakat yang saling menghormati komitmen. Baik dalam hubungan individu dengan Tuhan, sesama manusia, maupun dengan dirinya sendiri, pemenuhan janji menciptakan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama.

Dalam konteks kehidupan modern, ayat ini menjadi pengingat bahwa janji adalah landasan keteraturan dan kemajuan peradaban. Pemimpin dan rakyat, sebagai bagian dari masyarakat, memiliki tanggung jawab bersama untuk menjaga keselarasan ini. Di sinilah pentingnya menempatkan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman dalam membangun peradaban manusia.[]

Redaksi

Redaksi

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini