Renungan Pendidikan Adab

 Renungan Pendidikan Adab

nidaulquran.id-Melihat fenomena yang terjadi didunia pendidikan sekarang ini membuat kita “ngelus dodo.” Mulai dari guru agama yang membuat konten dengan muridnya, dan berujung kasus yang tidak selayaknya dipertontonkan dan di-publish. 

Peristiwa siswa melawan guru, baik secara langsung maupun melalui jalur hukum, semakin sering terdengar di berbagai pemberitaan media belakangan ini. Hal-hal seperti ini membuat kita sadar, sebenarnya pendidikan di Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja. 

Literatur Islam menawarkan solusi mujarab tentang bagaimana mestinya tindak perilaku seorang siswa- muta’allim terhadap gurunya. Pelbagai referensi kitab-kitab Turots telah mengenalkan moral Islami dengan begitu luas, mengulas juklak dan juknis bagaimana kegiatan belajar mengajar itu berjalan dengan baik sesuai harapan. 

Diantara karya turots tersebut adalah 

1. Ta’lîm al-Muta’allim karya Imam Az-zarnuji

2. Tadzkirotu as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adabu al-Ilmi wa al-Muta’allim (Peringatan bagi para Pendengar dan Pembicara dalam [menjelaskan] Etika Orang Berilmu dan Pencari Ilmu). Karya Ibnu Jama’ah 

3. At-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran karya Imam Nawawi 

4. Adabul Alim wal Muta`allim. Oleh KH. Hasyim Asy’ari

5. Tanbihul Muta’alim oleh Ahmad Maisur Sindi al-Thursidy,

6. Taysirul Kholaq karya Hafidz Hasan Al’ma’udi

7. ‘Uqudullujain karya Imam Nawawi al-Bantani.

Dan kitab kitab lainnya yang mengulas luas bagaimana adab seorang muta’allim (murid) dan ‘alim (guru) ketika belajar dan mengajar. 

Kitab turats memberikan gambaran pada kita tentang pemikiran ulama-ulama terdahulu dalam menjawab permasalahan saat itu. Berangkat dari pemikiran yang dituangkan dalam sebuah tulisan kemudian tersusun menjadi sebuah kitab. 

Sangat memungkinkan jika karya mereka pada zaman dulu dikorelasikan dengan zaman sekarang. Ketika kita membaca kitab-kitab tersebut, ditelaah bersama civitas akademika maka “ruh” perbaikan akan didapat. 

Kita bisa meresapi dan merasakan bagaimana kitab-kitab tersebut cocok dan pas menjadi solusi krisis degradasi adab serta moral siswa di pendidikan saat ini.

Dalam tradisi pendidikan pesantren, ada yang lebih penting ketimbang ilmu pengetahuan, yaitu adalah adab atau etika. Termasuk etika dalam mencari ilmu itu sendiri. 

Bagi para santri, akhlak lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Sedikitnya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. 

Ketika “ruh” khazanah Islam melalui kitab kitab turots ulama dapat diterapkan secara komprehensif, insyaa Allah dapat menjadi obat penawar yang mujarab. Harapan kita tidak lagi ditemui fenomena siswa melawan atau menganiaya guru. Dan tidak lagi kita mendengar  kasus orang tua ikut campur menghakimi guru dengan pelaporan ke polisi.

Terakhir mari kita didik siswa dan santri kita dengan adab yang baik, dengan menghargai ilmu, menghargai para penghantar ilmu, ihtirom pada ahlu ‘ilmi, menguatkan tekad dan keteguhan mereka dalam belajar, menumbuhkan kesungguhan, ketekunan, dan semangat dalam belajar. 

Mewasiatkan pada mereka agar bersandar pada Allah SWT dalam segala hal, menggunakan waktu produktif mereka, menghargai masa emas belajar mereka, mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap materi ajar. 

Bersikap wara’ /tirakatan mau susah saat belajar, terlatih militan sebagaimana tradisi Jawa dahulu dengan budaya anak yang harus sering disuruh, “Ben temandang siap angel.” Siap menghadapi kesulitan kemudian bisa survive dimasa depannya.

Pun Guru-Asatidz tak jemu memberikan nasehat dengan kasih sayang, kadang tegas bukan berarti benci justru sebaliknya itulah rasa sayang agar mereka menjadi lebih baik.

Achyar Abduh Dzikron, Lc., MH

Achyar Abduh Dzikron, Lc., MH

Pengkaji Tafsir Al-Qur'an

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini