Mewaspadai Melemahnya Kepercayaan

 Mewaspadai Melemahnya Kepercayaan

Source: Unsplash.com

NidaulQuran.id | Membangun rasa saling percaya dalam sebuah team menjadi syarat utama terwujudnya soliditas dan kekuatan sebuah organisasi, baik profit maupun non profit. Soliditas pada teamwork akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kondisi sebaliknya yang terjadi apabila  dalam organisasi berkembang budaya kerja saling tidak percaya dan curiga, maka menjadikan tujuan dan cita-cita akan sulit terwujud.

Seorang leader ataupun manager yang terpercaya dan selalu mengembangkan sikap percaya kepada anak buahnya. Ia akan selalu mendapatkan kecintaan, keridhaan, dan ketaatan dari mereka. Di sinilah salah satu rahasia keberhasilan kepemimpinan Rasulullah Saw. yang spektakuler karena beliau punya kredibilitas dan integritas dari sisi keterpercayaannya. Beliau mendapat penilaian dari sahabat maupun musuhnya sebagai al-Amin. Orang yang dapat dipercaya.

Melemahnya kepercayaan dalam organisasi baik pemimpin kepada team maupun sebaliknya,  ibarat penyakit yang menyerang tubuh manusia. Hal itu ditandai dengan munculnya gejala-gejala awal. Berikut ini gejala awal lemahnya kepercayaan tersebut:

Pertama, Berprasangka Buruk.

Seorang leader yang senantiasa dihantui dengan prasangka buruk terhadap anak buahnya seperti ketakutan akan kesalahan dan kegagalan yang dilakukan anak buah dalam melaksanakan tugas/pekerjaan. Leader tersebut selalu melihat anak buahnya dalam kondisi under capacity. Sebaliknya, bila anak buahnya lebih pintar dan berprestasi. Ia selalu beprasangka anak buahanya akan merendahkan atau bahkan meninggalkannya.

Melihat betapa bahayanya prasangka buruk baik secara pribadi maupun organisasi, Allah Swt. mengingatkan orang-orang beriman untuk menjauhinya sebagimana firman-Nya; “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa…” (QS. al-Hujurat (49): 12 ). Menurut Rasulullah Saw., prasangka buruk itu sebagai sedusta-dusta ucapan sebagaimana dalam sabdanya; “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan…” (HR.Muslim)

Kedua, Tajassus

Gejela melemahnya kepercayaan juga bisa dilihat dari berkembangnya kegiatan tajassus yang dilakukan oleh seorang pimpinan terhadap anggotanya atau sebaliknya. Tajassus adalah usaha untuk mencari-cari kesalahan untuk membongkar aib sesorang dan mempermalukannya.

Bagi seseorang yang punya kebiasaan tajassus dalam kehidupan pribadinya maupun  aktivitas pekerjaannya, akan senantiasa diliputi rasa was-was, jika melihat orang yang sedang di-tajassusi ketemu orang lain. Dia takut apabila orang tersebut akan menceritakan tentang kejelekan dirinya.

Rasulullah Saw. mengingatkan akan adanya ancaman kepada orang yang suka tajasus. Dia akan disingkap aib/kejelekannya oleh Allah Swt. Sabda beliau mengingatkan; “Barangsiapa mencari-cari kesalahan saudaranya, maka Allah Swt. akan menampakkan kejelekannya.”

Ketiga, Menjelek-jelekan.

Seorang pemimpin yang mulai melemah kepercayaannya kepada anak buahnya akan terlihat dengan sikap dan perilakunya. Ia selalu menjelek-jelekkan anak buahnya. Pekerjaan sebaik apapun yang telah dilakukan anak buahnya tetap saja dianggap kualitasnya jelek. Perilaku ini akan semakin buruk dampaknya jika kejelekan anak buahnya tersebut diceritakan kepada pemimpin unit yang lain.

Keempat, Saling Membelakangi atau Pembicaraan Rahasia.

Anak buah yang mulai melemah kepercayaannya kepada pimpinannya sering melakukan pembicaraan rahasia untuk mencari-cari kesalahan dan menjelek-jelekan pemimpinnya. Hal itu mereka lakukan untuk membuat kebencian dan permusuhan serta pengkhianatan terhadap keputusan dan pertintah pemimpinnya.

Islam sangat tegas melarang model pembicaraan rahasia seperti di atas. Orang beriman diperbolehkan melakukan pembicaraan rahasia selama itu tentang kebajikan dan takwa. Allah Swt. berfirman; “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan taqwa…” (QS. al-Mujadalah (58):9)

Pengetahuan dan deteksi dini terhadap gejala melemahnya kepercayaan ini sangat penting dilakukan seorang pemimpin terhadap bawahannya.  Hal itu supaya tidak terlambat melakukan antisipasi dan penyelesaian. Bagi organisasi yang sedang bertumbuh dan berkembang menjadi besar menjadi keharusan untuk selalu membangun sikap saling percaya di semua lini manajemen.[]

Redaktur: Riki Purnomo

M. Agung Suryantoro, SE

M. Agung Suryantoro, SE

Direktur Prozis Ibnu Abbas | Praktisi Gerakan Sadar Zakat

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini