Pendidikan yang Memanusiakan
NidaulQuran.id | Islam ialah agama yang sempurna dan komprehensif. Kita bisa dan seharusnya memang sepakat dengan hal itu. Nilai-nilai Islam mencakup seluruh aspek dalam kehidupan, mulai dari hal terkecil hingga terpenting yang ada dalam hidup manusia. Mulai dari pedoman ketika makan, menjaga kebersihan, hingga tuntunan dalam menjalankan pemerintahan pun telah diatur secara sempurna dalam agama ini. Lebih dari itu, termasuk aspek penting dalam membangun generasi yang berkualitas.
Islam memiliki konsep yang luar biasa dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Proses tersebut bukan hanya mengajar tapi juga mendidik. Bukan sekadar mentransfer ilmu, namun juga karakter. Pendidikan Islam membentuk peserta didik menjadi generasi penerus yang berilmu, berakhlak mulia, serta berkarakter kuat.
Rahim pendidikan Islam mampu melahirkan ulama maupun tokoh hebat. Kita tentu tak asing dengan nama besar Sultan Muhammad Al-Fatih, yang sejak kecil dididik syekh Ahmad bin Ismail Al Kurani, seorang ulama hebat pada masanya. Ada juga Imam Syafi’i yang pernah berguru langsung pada Imam Malik bin Anas, ulama besar yang berperan penting dalam pengembangan ilmu fikih, terutama dalam konteks implementasi hadis pada kerangka ilmu fikih.
Baca juga: Fondasi Kemenangan dalam Pembebasan Yerusalem
Entahlah, akan butuh berapa episode untuk mengupas tuntas tokoh hebat yang lahir dari konsep pendidikan Islam yang begitu luar biasa. Lantas, bagaimana konsep pendidikan Islam berjalan? Mengapa bisa Islam memiliki konsep pendidikan sehebat dan selengkap itu?
Kita tahu persis, bahwa Allah adalah Zat yang Maha Sempurna. Tidak akan pernah ada satu pun makhluk yang bisa menandingi kesempurnaan-Nya. Maka bukan suatu hal yang aneh, jika agama yang diridai Zat yang Maha Sempurna memiliki konsep pendidikan yang sempurna dan komprehensif.
Dalam pendidikan Islam terdapat sistem yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh manusia sebagai hamba Allah. Sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Konsep pendidikan Islam mampu mengantarkan manusia menjaga kemurnian fitrahnya.
Dalam sebuah kesempatan, Allahu yarham KH. Dr. Mu’inudinillah Basri. Lc., M.A. menyampaikan, “Tujuan dari tarbiyah Islam ialah memanusiakan manusia, menuntut manusia mencapai puncak kemurnian fitrahnya, serta mengantarkan manusia untuk semakin mengenal Tuhannya.” Ya, manusia merupakan komponen utama dalam menyukseskan sistem pendidikan ini.
Allah memberikan kesempurnaan atas penciptaan manusia dibanding makhluk lainnya. Kita dianugerahi kemampuan akal untuk berpikir. Sebagai manusia, kita bukan hanya bisa dididik, namun juga memiliki potensi luar biasa untuk mendidik. Membentuk generasi tangguh, berpendidikan, dan berakhlak mulia.
Pendidikan Islam memberikan keteladanan dari guru untuk murid-muridnya. Keteladanan yang dilandasi nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunah. Posisi murid dalam pendidikan Islam bukan sekadar wadah tersampaikannya ilmu atau objek dalam proses pendidikan, melainkan sebagai manusia seutuhnya yang memiliki potensi istimewa tiap individunya. Pendidikan Islam juga bertujuan sebagai wujud syukur atas karunia hebat yang diberikan Allah pada ciptaan-Nya.
Lantas, siapa yang bertugas memberikan pendidikan tersebut? Siapa yang menjadi perpanjangan tangan dari perjuangan dakwah rasul untuk menciptakan generasi yang mengembalikan kejayaan Islam suatu hari nanti?
Baca juga: Mendidik Anak-Anak Cahaya
Sungguh, misi mulia ini bukan hanya tugas saya, anda, guru, bahkan juga bukan tugas murid saja. Semua ini menjadi amanah bersama. Setiap individu muslim memegang amanah pada posisi dan porsinya masing-masing, termasuk kita. Pertanyaannya, di mana posisi kita dan apa peran yang bisa kita lakukan sebagai sumbangsih dalam menyukseskan proses tarbiyah ini? Mari kita jawab pertanyaan ini dengan bijak. Wallahu a’lam bishawab.[]
Redaktur: Ni’mah Maimunah