Semarak Idul Adha 1445 H: PPTQ Ibnu Abbas Klaten bersama Masyarakat Laksanakan Sholat Idul Adha

 Semarak Idul Adha 1445 H: PPTQ Ibnu Abbas Klaten bersama Masyarakat Laksanakan Sholat Idul Adha

Nidaul Qur’an – Senin, (17/6/2024), Keluarga Besar Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Ibnu Abbas Klaten serempak melaksanakan Sholat Idul Adha 1443 H diikuti ratusan santri, asatidz, dan masyarakat setempat.

Pada sholat Idul Adha kali ini bertindak sebagai Imam dan Khatib di Kampus 1 yaitu Ustadz Muhammad Darus Al Mahfudzi, Lc., Al Hafizh. Kampus 2 dipimpin oleh Ustadz Ashim, Lc., Al Hafizh. Sementara di Kampus 3 KMI, para santri dan asatidz mengikuti pelaksanaan sholat Idul Adha di lingkungan masyarakat dekat area pesantren.

Dalam khutbah Idul Adha kali ini, Ustadz Ashim menyampaikan tentang pentingnya meneladani kesabaran dan ketaqwaan Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT.

“Idul Adha bukan hari raya biasa, untuk merayakanya tidak cukup sekedar bertakbir, bertahmid dan bertahlil. Akan tetapi momen Hari Raya Idul Adha adalah sebagai sarana intropeksi diri dan renungan serta meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihissalam atas kesabaran dan ketaqwaannya,” ucap beliau.

Ustadz Ashim menambahkan, pada saat Hari Raya Kurban, sesungguhnya kita dituntut untuk agar mampu mengambil peran sebagai Nabi Ibrahim Alaihissalam. Dahulu Nabi Ibrahim Alaihissalam, kata beliau, diperintahkan untuk menyembelih putranya di Mina sebagai wujud kepatuhan yang sempurna kepada perintah Allah SWT, maka kemudian kita renungkan siapakah sosok Ismail saat ini.

“Nabi Ismail simbol dari kecenderungan dan kecintaan manusia pada dunia. Sosok Ismail saat ini bisa jadi kedudukan, status sosial, kemewahan hidup, prestasi, harta dan lain-lain. Masing-masing individu yang lebih tahu siapa Ismail dan apa Ismail yang sebenarnya,” tegas Ustdaz Ashim.

Sementara itu, Ustadz Muhammad Darus Al Mahfudzi, Lc. di Kampus 1 menyampaikan bahwa Hari Raya Idul Adha adalah salah satu momentum dalam 10 hari terbaik di bulan Dzulhijjah sebagaimana hadits:

ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر يعني عشر ذي الحجة

“Tidak ada hari dimana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan sepuluh hari ini maksudnya sepuluh Dzulhijjah).”

Ustadz Darus menjelaskan, “Kisah tentang Nabi Ibrahim Alaihissalam bukanlah dongeng-dongeng zaman dahulu tapi kisah nyata yang dituliskan di dalam Kitab Injil, Taurat dan Al-Qur’an.”

Dari perintah berkurban, lanjutnya, banyak hikmah yang bisa kita ambil dan amalkan yaitu Pertama; menegakkan agama Allah SWT. Dengan merayakan Idul Adha secara bersamaan dan saling tolong menolong kepada sesama. Kedua; bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmatnya, mengalirkan darah hewan itu termasuk syukur, ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan ketiga; menggugah kesadaran manusia khususnya orang beriman agar menjadi pribadi seperti nabi Ibrahim Alaihissalam.

“Kemuliaan beliau (nabi Ibrahim) terletak pada pengorbanannya terhadap milik yang dicintainya yaitu kecintaan kepada Nabi Ismail Alaihissalam. Kesadaran ini juga menggugah kita khususnya kerelaan pengorbanan harta yang kita cintai untuk hal-hal yang bermanfaat dan mendatangkan ridho Allah SWT,” pungkasnya.

Redaksi

Redaksi

Klik
Konsultasi Syari'ah
Assalamualaikum, ingin konsultasi syariah di sini? Klik bawah ini